Minggu, 09 November 2014

HALLO DUNIA SELAMAT DATANG DI BLOG KU

 Hallo dunia! selamat datang di blog ku, semoga kalian bisa menambah ilmu dan informasi atas bubus olfaktorius. Tapi maaf ya jika ada kata kata yang salah. Selamat membaca.

Bulbus olfaktorius


Bulbus olfaktorius.
Bulbus olfaktorius adalah struktur otak vertebrata yang memengaruhi penciuman hewan. Semakin baik perkembangannya, semakin tajam penciuman suatu hewan. Bulbus olfaktorius berfungsi untuk memperbesar penciuman, memperbesar sensitivitas deteksi bau, menyaring bau untuk mengdeteksi suatu bau. Binatang yang pertumbuhan bulbus olfaktoriusnya baik adalah contohnya burung.


Saraf olfaktori

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Saraf: Saraf olfaktori
Saraf Olfaktori
Pemandangan luar otak manusia dengan saraf-saraf kranialnya.
Latin nervus olfactorius
Gray's subyek #196
MeSH Olfactory+Nerve
Saraf Kranial
CN I – Olfaktorius
CN II – Optikus
CN III – Okulomotor
CN IV – Troklearis
CN V – Trigeminus
CN VI – Abdusen
CN VII – Fasialis
CN VIII – Vestibulokoklearis
CN IX – Glosofaringeal
CN X – Vagus
CN XI – Aksesorius
CN XII – Hipoglossus
Saraf olfaktori atau saraf kranial I adalah saraf pertama dari dua belas saraf kranial. Saraf ini penting dalam penciuman. Saraf kranial I (Olfaktorius) merupakan sel reseptor utama untuk indera penciuman. Saraf ini memonitor asupan bauan yang dibawa udara ke dalam sistem pernapasan manusia dan sangat menentukan rasa, aroma dan palatabilitas dari makanan dan minuman. Selain fungsinya yang dalam meningkatkan nafsu makan melalui bauan, Saraf Olfaktorius juga dapat berperan dalam memperingatkan adanya makanan yang busuk, kebocoran gas, polusi udara, dan asap yang berbahaya untuk tubuh. Selain itu saraf olfaktorius juga berperan sebagai elemen yang menengahi komunikasi dasar (misalnya, interaksi ibu-bayi).[1]
Ada beberapa jenis kelainan yang bisa timbul dalam proses pembauan seperti hyposmia, cacosmia, Parosmia,dan anosmia
  • 1. Hyposmia adalah penurunan sebagian dari nilai rasa bau. Umunya tidak disebabkan kelainan neurologis, tapi berasal dari kelainan dalam hidung itu sendiri.
  • 2. Parosmia adalah pengenalan yang salah dari bau
  • 3. Cacosmia persepsi yang abnormal dari bau yang tidak menyenangkan (dengan atau tanpa substrat yang sebenarnya menjadi berbau).
  • 4. Anosmia, ketidak mampuan total dari indera penciuman
  • Terimah Kasih

Sabtu, 08 November 2014

Hallo dunia! selamat datang di blog ku, semoga kalian bisa menambah ilmu dan informasi atas bubus olfaktorius. Tapi maaf ya jika ada kata kata yang salah. Selamat membaca.

Hallo dunia! selamat datang di blog ku, semoga kalian bisa menambah ilmu dan informasi atas bubus olfaktorius. Tapi maaf ya jika ada kata kata yang salah. Selamat membaca.

Bulbus olfaktorius


Bulbus olfaktorius.
Bulbus olfaktorius adalah struktur otak vertebrata yang memengaruhi penciuman hewan. Semakin baik perkembangannya, semakin tajam penciuman suatu hewan. Bulbus olfaktorius berfungsi untuk memperbesar penciuman, memperbesar sensitivitas deteksi bau, menyaring bau untuk mengdeteksi suatu bau. Binatang yang pertumbuhan bulbus olfaktoriusnya baik adalah contohnya burung.


Saraf olfaktori

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Saraf: Saraf olfaktori
Saraf Olfaktori
Pemandangan luar otak manusia dengan saraf-saraf kranialnya.
Latin nervus olfactorius
Gray's subyek #196
MeSH Olfactory+Nerve
Saraf Kranial
CN I – Olfaktorius
CN II – Optikus
CN III – Okulomotor
CN IV – Troklearis
CN V – Trigeminus
CN VI – Abdusen
CN VII – Fasialis
CN VIII – Vestibulokoklearis
CN IX – Glosofaringeal
CN X – Vagus
CN XI – Aksesorius
CN XII – Hipoglossus
Saraf olfaktori atau saraf kranial I adalah saraf pertama dari dua belas saraf kranial. Saraf ini penting dalam penciuman. Saraf kranial I (Olfaktorius) merupakan sel reseptor utama untuk indera penciuman. Saraf ini memonitor asupan bauan yang dibawa udara ke dalam sistem pernapasan manusia dan sangat menentukan rasa, aroma dan palatabilitas dari makanan dan minuman. Selain fungsinya yang dalam meningkatkan nafsu makan melalui bauan, Saraf Olfaktorius juga dapat berperan dalam memperingatkan adanya makanan yang busuk, kebocoran gas, polusi udara, dan asap yang berbahaya untuk tubuh. Selain itu saraf olfaktorius juga berperan sebagai elemen yang menengahi komunikasi dasar (misalnya, interaksi ibu-bayi).[1]
Ada beberapa jenis kelainan yang bisa timbul dalam proses pembauan seperti hyposmia, cacosmia, Parosmia,dan anosmia
  • 1. Hyposmia adalah penurunan sebagian dari nilai rasa bau. Umunya tidak disebabkan kelainan neurologis, tapi berasal dari kelainan dalam hidung itu sendiri.
  • 2. Parosmia adalah pengenalan yang salah dari bau
  • 3. Cacosmia persepsi yang abnormal dari bau yang tidak menyenangkan (dengan atau tanpa substrat yang sebenarnya menjadi berbau).
  • 4. Anosmia, ketidak mampuan total dari indera penciuman
  • Terimah Kasih